February 27, 2012

Chauvinisme (Indonesian versi)

Chauvinism adalah Ideologi Pembunuh?

Chauvinisme adalah semangat kebangsaan yang sangat mengagungkan bangsanya sendiri. Chauvinism sedikit identik dengan pemujaan terhadap dirinya dan bangsanya sendiri. Chauvinisme hampir sama dengan narsisisme yang memuja ketampanan dirinya yang tidak dimiliki oleh orang lain. Hitler adalah penganut narsisisme dan chauvinisme secara serentak. Bagi Hitler, ras Jerman yakni Aria adalah ras unggul atau uebermensch dibandingkan dengan ras-ras lainnya. Secara otomatis, ras-ras lainnya harus menghormati dan mengagungkan ras Aria milik Hitler. Bahkan jika perlu ras lainnya harus dibunuh jika meracuni dan mengotori ras Aria. Dalam pandangan Hitler, ras Yahudi adalah salah satu target pembunuhan karena dianggap telah menodai kemuliaan ras Aria.

Pandangan Hitler tadi diimplementasikan dalam bentuk kamp konsentrasi di berbagai negara Eropa seperti Polandia, Perancis dan Jerman. Dachau, Auschwitz, Belsen, Buchenwald adalah
nama-nama the killing field bagi bangsa Yahudi. Kenapa harus demikian? Hal itu hanya bisa dijawab oleh Hitler sendiri yang bunuh diri bersama Eva Braun kekasihnya di sebuah bunker di Berlin. Apakah Chauvinisme modern masih exist hingga saat ini? Jawabnya adalah ya. Siapapun orangnya atau negara dan bangsa yang melakukan the etnic cleansing pada bangsa lain adalah chauvinisme modern. Peristiwa Shabra-Shatilla dan perang saudara Bosnia versus Serbia sebagai contoh Chauvinisme modern. Sebenarnya, masih banyak contoh-contoh lainnya yang sangat mengerikan. Tapi yang jelas, ideologi adalah ideologi semata. Seorang pembunuh berdarah dingin terkadang tidak memiliki ideologi apapun ketika menjalankan aksinya. Dia membunuh hanya karena dendam, benci dan iri terhadap orang lain. Singkatnya, ideologi hanya kendaraan seseorang dalam melaksanakan dendamnya. Dendam dan benci adalah inti dari kejahatan. Silahkan anda baca juga versi Inggrisnya dari chauvinism.

No comments:

Post a Comment